Jumat, 21 Oktober 2011

SULUK GUS DUR SYI’IR TANPO WATON

Kharisma Gus Dur , bahkan setelah wafatnnya pun ternyata melebihi realitas kehidupannya.Keharuman spritual yang eksotis,begitu lekat dan fenomenal. “Bila nama besar Bung Karno tempoe doeloe – terutama di luar negeri – melebihi indonesia atau katakanlah indonesia adalah Bung karno dan Bung Karno adalah Indonesia, ada saatnya nama besar Gus Dur melebihi NU atau katakanlah NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU.”( Gus Mus ) 
Syair "Tanpo waton" atau yang lebih kita kenal sebagai syair "Gus Dur" ini disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –rahimahullah- dua bulan menjelang beliau wafat. Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya.Berikut adalah isi syair Gus Dur (Tanpo Waton):

ا ستغفرالله رب البرايا * استغفرالله من الخطايا
رب زد ني علمانافعا * ووفقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك * يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم * يااهيل الجود و الكرم
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan 2x

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro 2X

Akeh kang apal Quran Haditse

Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale 2X

Gampang kabujuk nafsu angkoro

Ing pepaese gebyare dunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto 2X

Ayo sedulur jo nglaleake

Wajibe ngaji sa'pranatane
nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine 2X

Kang aran sholeh bagus atine

Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane 2X

Al Quran Qodim wahyu minulyo

Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tancepake ing jero dodo 2X

Kumantil ati lan pikiran

Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman 2X

Kelawan Alloh kang moho suci

Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X

Uripe ayem rumongso aman

Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran 2X

Kelawan konco dulur lan tonggo

Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunnahe rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito 2X

Ayuh nglakoni sekabehane

Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo maqom drajate 2X

Lamun palastro ing pungkasane

Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2X


يا رسول الله سلام عليك * يارفيع الشان و الدرج
عطفـة ياجيرة العالم * يااهيل الجود و الكرم



Terjemahan Bahasa Indonesia kurang lebih seperti berikut :

Aku memulai menembangkan sya’ir

Dengan memuji kepada Tuhan
Yang member rahmat dan kenikmatan
Siang dan malam tanpa perhitungan 2x

Wahai para sahabat pria dan wanita

jangan hanya belajar syari’at saja
Hanya pandai bicara,menulis dan membaca
Akhirnya hanya akan sengsara 2x

Banyak yang hafal Qur’an dan hadistnya

Suka mengkafirkan orang lain
Kekafirannya sendiri tak diperhatikan
Kalau masih kotor hati akalnya 2x

Mudah tertipu nafsu angkara

Dalam hiasan gemerlapnya dunia
Iri dan dengki kekayaan tetangga
Maka hatinya gelap dan nista 2x

Mari saudara jangan melupakan

Kewajiban mengaji lengkap dengan aturannya
Unutk menebalkan iman tauhidnya
Bagusnya bekal mulia matinya 2x

Yang disebut orang shaleh itu bagus hatinya

Karena sempurna seri keilmuannya
Melakukan thariqat dan ma’rifatnya
Juga hakekat meresap rasanya 2x

Al-qur’an qodhim wahyu yang mulia

Tanpa ditulis bisa dibaca
Itu wejangan guru yang waskita
Ditancapkan ke dalam dada 2x

Tertempel di hati dan pikiran

Merasuk ke dalam badan dan tubuh
Mu’jizat rasul ( Al-qur’an ) jadi pedoman
Sebagai jalan masuknya iman 2x

Kepada Allah yang Maha suci

Harus mendekatkan diri siang malam
Diusahakan dan dilatih
Dzikir dan suluk jangan dilupakan 2x

Hidupnya tentram dan merasa aman

Itulah perasaan tanda beriman
Sabar menerima meski pas-pasan
Semua yang ditakdirkan dari Tuhan 2x

Terhadap teman , saudara dan tetangga

Yang rukunlah jangan bertengkar
Itu sunnah Rasul yang mulia
Nabi Muhammad suri tauladan kita 2x

Mari jalani semuanya

Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meskipun rendah secara lahiriah
Namun mulia kedudukan derajatnya disis Allah 2x

Ketika ajal telah datang di Akhir

Tidak tersasar roh dan sukmanya
Disanjung Allah surga tempatnya
Utuh jasadnya juga kain kafannya 2x 
Semoga Membawa Berkah dan Sampaikanlah Walau Satu Ayat......!!!


Rabu, 19 Oktober 2011

Zakat, Komitmen Islam atas Kaum Dhu'afa

“Ambillah dari harta-harta benda mereka zakat untuk membersihkan dan menyucikan mereka dengan zakat itu.” (QS 9: 103)

SECARA harfiyah, zakat yang berasal dari kata tazkiyah artinya suci atau menyucikan. Berdasarkan firman Allah SWT yang dikutip di atas, membayar zakat dimaksudkan untuk menyucikan, bukan saja diri sendiri tapi juga harta kekayaan yang dimiliki. Adapun yang dimaksud menyucikan diri adalah menyucikan hati dari sifat-sifat buruk yang berkaitan dengan harta seperti sifat kikir dan rakus.
Zakat merupakan ibadah yang menyangkut harta-benda dan berfungsi sosial. Pentingnya ibadah ini tercermin dalam diposisikannya sebagai urutan ketiga dalam “rukun Islam”, setelah syahadat dan shalat. Banyak sekali, bahkan hampir selalu, ayat al-Quran yang menyebut kata zakat digandengkan setelah shalat. Itu menunjukkan, kedua jenis ibadah mahdhah ini mempunyai kedudukan sangat penting dan berhubungan erat. Jika shalat merupakan ibadah jasmaniyah yang terutama, maka zakat merupakan ibadah (dengan media) harta yang paling utama.
Orang yang mengabaikan pembayaran zakat bahkan dihukumi kufur alias inkar dari Islam. Ia dianggap memberontak terhadap hukum agama (Islam) yang karenanya harus diperangi hingga ia patuh, seperti yang pernah terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Zakat merupakan manifestasi rasa syukur pada Allah SWT atas nikmat-Nya berupa limpahan harta-kekayaan. Dengan demikian, zakat pun merupakan pendidikan bagi umat manusia untuk menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur.

Pelenyap Kecemburuan Sosial

Zakat merupakan kewajiban orang-orang yang mampu (kaya) –jika jumlah harta mereka sudah sampai pada nilai tertentu atau batas minimal (nisab), dan merupakan hak mereka yang tidak mampu atas orang-orang kaya. Hal itu berdasarkan QS at-Taubah (9): 60 dan 103.
Zakat juga merupakan pendidikan bagi umat Islam agar menyucikan dirinya dari sifat-sifat bakhil (kikir) dan rakus. Sebaliknya, mendidik manusia untuk bersifat dermawan atau pemurah. Sifat mulai itulah yang bisa melenyapkan kecemburuan sosial si miskin atas di kaya. Cukup banyak ayat Quran yang mencela sifat kikir dan memuji sifat dermawan. Di antaranya,

“Siapa yang terjaga dari kekikiran jiwanya, maka merekalah orang-orang yang bahagia.” (QS 59:9. 
Lih. juga QS 3:180, 9:34, 2:261-262 dan 263)

“Sesungguhnya yang dermawan itu dekat pada Allah, pada manusia, pada surga, dan jauh dari neraka. Sesungguhnya orang kikir jauh dari Allah, manusia, surga, dan dekat ke neraka. Seseorang yang bodoh tapi dermawan lebih dicintai Allah daripada orang alim yang pandai tapi kikir. Penyakit yang paling parah adalah kikir.” (HR Tirmidzi dan Daruqutni)

Secara sosial, ibadah zakat menunjukkan bahwa harta yang dimiliki seseorang mengandung fungsi sosial dan ada hak orang lain, dalam hal ini mustahiq zakat, di dalam harta yang dimiliki. Fungsi sosial dimaksud antara lain membantu kaum dhu’afa secara materi, meminimalisir atau bahkan menghilangkan gap (jurang pemisah) kaya-miskin, serta menumbuhkan kasih-sayang atau perhatian terhadap kaum miskin dan masalah kemiskinan.
Bagi pembayar zakat, atau mereka yang berkewajiban menunaikan zakat, ibadah harta ini mendidiknya untuk “berjiwa sosial”, memiliki rasa kesetiakawanan sosial atau solidaritas sosial, dan menumbukan kesadaran bahwa harta hanyalah “titipan” (amanah) dari Allah SWT bagi kesejahteraan bersama, bukan semata kesejahteraan dirinya secara ekonomi.
Salah satu tujuan zakat adalah “agar (harta) tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya di antaramu” (QS 59:7). Islam tidak menghendaki adanya penumpukan kekayaan di tangan sekelompok orang (kaya). Karena, selain akan menimbulkan kecemburuan sosial, ketimpangan kaya-miskin, dan keresahan sosial, juga akan menimbulkan berbagai bentuk kejahatan. Kekayaan yang berlebihan di tangan pribadi bisa mendorong hidup bermewah-mewahan, foya-foya, keangkuhan, dan “menyelesaikan segala urusan dengan uang”. Apalagi, uang adalah “kekuasaan abadi”. Ada ungkapan, “dengan uang segalanya bisa diatur”.
Dengan dikeluarkannya zakat, orang miskin –yang menjadi mustahiq– akan turut menikmati kekayaan seseorang. Dengan begitu, kecemburuan sosial bisa diminimalisir, kalau tidak bisa dihilangkan sama sekali.

Komitmen Islam atas Kaum Dhu’afa

Kewajiban membayar zakat menunjukkan bahwa Islam merupakan agama pembebas dan pembela kemanusiaan sejati, dan memperhatikan secara khusus kepentingan kaum dhu’afa. Berbicara kaum dhu’afa, harus dikaitkan erat dengan ihwal zakat –selain infaq dan shadaqah. Karena, kaum dhu’afa-lah yang menjadi mustahiq utama dan pertama harta zakat itu.
Meningkatkan harkat kaum dhu’afa adalah tugas umat Islam, khususnya orang-orang kaya. Pengamalannya antara lain dengan pengeluaran zakat itu. Kewajiban zakat menunjukkan sifat Islam yang berorientasi pada kaum dhu’afa, yaitu mereka yang lemah atau tetindas secara ekonomi –juga politik.  Firman Allah SWT,

“Dan janganlah kamu palingkan kedua matamu dari mereka (kaum dhu’afa)!” (QS 18:28. Lih. juga QS 107:1-3, 93:9-10)

Sejarah Islam mencatat, kaum dhu’afa adalah generasi pertama pemeluk Islam dan pembela dakwah Rasulullah. Dengan demikian, kaum dhu’afa memainkan peranan penting dalam kejayaan Islam. Makanya, Islam pun sangat memperhatikan mereka.

Urgensi memperhatikan kaum dhu’afa semakin terasa manakala kita menyaksikan banyak mereka yang terayu oleh materi sehingga menukarkan akidah dengan akidah agama lain. Benar kata Nabi SAW, kaadal faqru an yakuuna kufra, kemelaratan mendekatkan pada kekafiran (HR Abu Na’im). Selain itu, kemelaratan pun bisa mendorong timbulnya perbuatan kemaksiatan atau tindak kriminal.
Demikianlah, pembayaran dan pengelolaan zakat merupakan salah satu cara Islam untuk mengatasi kemiskinan, memperpendek jurang kaya-miskin, melenyapkan kecemburuan sosial, membela kaum lemah, dan menciptakan pemerataan sosial-ekonomi. Hikmah ibadah zakat itu akan terasa mulia dan luhur nilainya, manakala yang wajib mengeluarkan melaksanakannya dengan baik, dan pengelolanya pun menyalurkan dan mengelola zakat dengan baik pula.Wallahu a’lam.

Sejarah Lahirnya Islam Di Indonesia

Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.
Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.
Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.
Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad.
Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.
Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.
a. Peranan Kaum Pedagang
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang
peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia
maupun para pedagang Indonesia.
Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.
Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.
Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.
Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.
Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
b. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.
Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.
Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.
Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.
Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).
c. Peranan Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.
Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.
(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
3. Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia
Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?
Masuknya Islam ke Indonesia  menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.
Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.
Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.
Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.

KARAKTER WAYANG BAGI ORANG JAWA

 Karakter wayang bagi orang Jawa bukan sebagai tontonan belaka. Mereka percaya bahwa seseorang memiliki sifat sesuai dengan perangai wayang (bayangan) mereka sendiri. Menurut horoskop Jawa, maka manusia mempunyai siklus nasib berubah setiap dua belas tahun. Sebuah buku Misteri Pranata Mangsanya Hudoyo Doyodipuro membahas cara meramal peruntungan tanpa diribetkan dengan weton, wuku, pasaran. Simak saja.
Andai Sokran saat ini berusia 29 tahun, maka ia dikelompokkan Dewa Iswara. Nah ramalan nasibnya bisa diperlihatkan dalam tabel singkat sifat wayang Dewa Iswara. 

• Batara Surya. (usia 1, 13,25,37,49,61,73,85 tahun). Orang dengan simbul Batara Surya umumnya manja namun sangat percaya kepada firasatnya yang tajam. Kelemahannya, kurang berusaha sebab terlalu menggantungkan firasat. Membutuhkan sahabat. Surya dilambangkan sebagai kelinci sehingga barang siapa menikah pada masa ini akan banyak anaknya. 

• Batara Brahma. (2,14,26,38,50,62,74,86 tahun). Banyak disukai orang berpangkat sekalipun beberapa diantaranya memanfaatkan jabatan yang disodorkannya. Orang dalam lingkaran Brahma biasanya jarang sakit. 

• Batari Durga. (3,15,27,39,51.63,75,87 tahun). Sering ditipu sahabat. Akibatnya seperti kehilangan gairah. Disarankan tidak menikah pada bulan ini sebab akan ketemu kesengsaraan. 

• Batara Asmara. (4,16,28,40,52,64,76,88 tahun). Hemat dan gemar menabung. Kalau menikah pada putaran umur ini, akan memiliki anak yang banyak dan hidup rukun dan senang. 

• Batara Iswara. (5, 17,29,41,53,,65,77,89 tahun).Pada umur ini orang akan menjadi ambisius. Kalau menikah pada usia ini, semua rencana akan berjalan mulus. 

• Batari Nagagini. (6,18,30,42,54,66,78,90 tahun). Memiliki PD yang berlebihan sehingga terkesan arogan terutama saat masih muda. Begitu usianya makin menapak, ia makin menunjukkan kematangannya. Tegas, berwibawa. Tahu kapan bermain dan kapan harus menonton. Mudah tergoda asmara, karena memang memiliki penampilan memukai lawan jenis. 

• Batara Kamajaya. (7,19,31,43,55,67,79,91 tahun). Para cukong atau direktur akan menyukai karyawan dibawah naungan dewa dewi yang pencemburu ini. Dengan sifatnya yang protektip, maka ia akan mengetengahkan kepentingan boss daripada kepentingan teman sekerjanya. Karirnya baik terus menanjak. Kalau wiraswastawan banyak relasi. 

• Batari Sri, (8,20,32,44,56,68,80,92 tahun). Pribadi yang enak diajak bergaul sebab pemurah. Sekalipun dirumahnya sendiri masih kekurangan, tetapi hatinya lebih bahagia memberikan pertolongan kepada orang lain. Wajahnya selalu nampak gembira kendati ia sendir sedang dirundung kesedihan. Bilamana ada persoalan yang tidak terselesaikan ia cenderung berpindah tempat. Padahal masalah yang tidak dirampungkan akan berakibat suatu saat "mencakar" wajahnya kembali. 

• Batara Bayu,(9,21,33,45,57,69,81,93 tahun). Sifat keras dimiliki manusia berada dalam naungan ini. Sekalipun terkadang ragu-ragu. Kalau ia berada di rumah, seperti mati langkah. Namun begitu keluar dari pintu pagar, otaknya seperti encer dan bereaksi kembali. Resikonya, karena selalu "greng" berada di luar rumah, ada kecenderungan mendapat cobaan berupa disukai oleh banyak teman sepergaulan termasuk "cinlok" - Yang perlu diwaspadai, karena inginnya selalu bergerak, lama-lama akankelelahan sendiri sementara waktu berjalan terus. 

• Batara Wisnu (10,22,34,46,58,70,82,94 tahun) - Pengaruh kesaktian ada pada orang dengan naungan wayang Batara Wisnu. Ia menjadi pribadi lebih dewasa dan selalu positif thingking. Akibatnya akan bersikap tanpa kekang. Tidak mau didikte atau diperintah. Manusia dengan kemampuan pribadi "world class". Jodoh umumnya ditemukan pada usia ini. 

• Batara Indra (11,23,35,47,59,71,83,95 tahun)- pada usia ini seseroang seperti dikelilingi bidadari. Hidup penuh damai sehingga kadang kebablasan menjadi pasif seperti tidak suka keluar rumah. Tetapi bilamana diperlukan, tanpa dicambuk ia akan melakukan tugas sampai tuntas. Karena sifat yang damai maka iapun tidak "maksa"mencari rejeki. Cukup makan, pakaian seadanya mereka akan tidur panjang seperti mahluk ular. 

• Batara Yamadipati (12,24,36,48,60,72,84,96 tahun)- sifat dasar cemburuan, keras hati, tetapi berjiwa sosial yang tinggi. Orang yang masuk pada siklus usia ini sangat disiplin, welas ati dan pemurah.

Sifat Orang Berdasarkan Tgl Lahir (menurut alquran)





Untuk mengetahui karakteristik sifat seseorang, kita bisa menganalisa menurut astrologi/zodiac, shio atau dari kalender Jawa. Tapi kali ini saya ingin berbagi info dari sini yaitu Menyibak Rahasia Karakteristik Sifat Seseorang Sesuai Tanggal Lahirnya Menurut Al-Qur’an. Percaya atau tidak terserah bagaimana anda menyikapinya.


Tanggal 1
Surat Al Fatihah (Pembukaan)
Menyukai hal baru, berbakat menjadi pemimpin, seorang pioneer (pelopor), idealis, cenderung ingin sempurna, pandai memanfaatkan kesempatan, egois, harus selalu jadi prioritas utama, sering mengulangi kesalahan yang sama, orang yang belum mengenalnya akan mengira sebagai sosok yang angkuh dan sulit ditaklukkan.


Tanggal 2
Al Baqarah (Sapi Betina)
Pekerja keras, taat akan hukum dan aturan, memiliki jiwa sosial dan kepedulian tinggi, menyukai hal-hal yang bersifat rutinitas, jika dia mampu ada cenderungan menjadi seorang dermawan, kurang inisiatif, sering dimanfaatkan orang lain serta gampang percaya kepada orang lain.


Tanggal 3
Al Imran (Keluarga Imran)
Seorang pemimpin (walaupun dalam kelompok kecil), berhati-hati dalam bertindak, mengayomi, tegas, suka suasana perdebatan dan agak cerewet, jika wanita ia cenderung tomboy, ingin menang sendiri, seorang pemimpi dan sering berfantasi.


Tanggal 4
An Nisa (Wanita)
Sensitif dan perasa, feminim, protektif terhadap keluarga, kreatif, kompak tapi mudah dipengaruhi, agak jahil (iseng), dan penggoda.


Tanggal 5
Al Maidah (Hidangan)
Diperlukan banyak orang, menyukai perubahan, memiliki insting yang lumayan, cepat bosan, ingin dilayani, susah diatur.


Tanggal 6
Al Anaam (Binatang Ternak)
Punya insting tajam, kurang mandiri, terkadang seenaknya sendiri, emosional, pemalu dan kurang percaya diri, dan cepat berubah pikiran.


Tanggal 7
Al A’Raaf (Tempat Tertinggi)
Cermat dan teliti, mudah mengambil hati orang lain, penuh inspirasi, terlihat sombong, suka meremehkan dan cepat puas.


Tanggal 8
Al Anfaal
Optimis, mobilitas tinggi, menyukai perubahan, emosional, gampang berubah pendirian, saat marah suka menyakiti diri sendiri.


Tanggal 9
At Taubah
Pemaaf, perfeksionis, mudah bergaul, tegas, tidak suka basa basi, tidak cepat puas, ingin selalu diperhatikan, keras kepala dan mudah goyah.


Tanggal 10
Yunus
Cepat menyesuaikan, banyak cara keluar dari persoalan, setiap kemauan harus terpenuhi, licin dan cerdik, tidak bisa dikekang dan susah diatur, mudah menyangkal dan banyak alasan.


Tanggal 11
Huud
Dibutuhkan banyak orang, mudah menerima, berhati-hati dalam berbuat, tidak banyak kemauan, pasif, terkadang diremehkan, peka perasaan.


Tanggal 12
Yusuf
Percaya diri, optimisme tinggi, tekun, teliti, disukai banyak orang, emosional, tidak mudah percaya, tidak bisa menahan keinginan, ambisius.


Tanggal 13
Ar Ra’du (Guruh / Petir)
Pemikir, dinamis, menyukai perbedaan, mudah menarik perhatia, logis, suka berdebat, tempramental, lambat memahami sesuatu.


Tanggal 14
Ibrahim
Pembimbing yang baik, patuh pada aturan, keras dan tegas, banyak rencana, rela berkorban.


Tanggal 15
Al Hijr (Batu)
Perfeksionis, keras kepala, telaten, gampang goyah pendiriannya, mudah dipengaruhi.


Tanggal 16
An Nahl (Lebah)
Rajin dan tekun, ramah, peka pada suasana di sekitarnya, berjiwa sosial, pandai memanfaatkan kesempatan, rapi, cerewet, sensitif dan agak cengeng, pendendam.


Tanggal 17
Al Israa
Idealis, banyak ide, suka berkhayal, emosional, lebih produktif jika beraktivitas pada malam hari (kegiatan yang baik dan bermanfaat).


Tanggal 18
Al Kahfi
Suka menolong, pengamat yang baik, pandai menyimpan rahasia, tidak mudah percaya, suka memendam masalah dan mengurung diri, susah ditebak maksudnya.


Tanggal 19
Maryam
Pengasuh, kekanak-kanakan, menyukai anak-anak, suka mengajar, sabar, memiliki banyak cara menyelesaikan masalah, bicara berdasar bukti, sering difitnah.


Tanggal 20
Thaha
Misterius, suka bepergian, memegang teguh aturan, suka lari dari masalah.


Tanggal 21
Al Anbiyaa
Bertanggung jawab, seorang pemimpin dan pemikir, pendengar yang baik, menerima apa adanya (ikhlas), tidak banyak kemauan.


Tanggal 22
Al Hajj
Segala sesuatu harus sempurna, mudah dipengaruhi, gampang terpengaruh, terburu-buru ingin cepat sampai tujuan, menyukai keramaian, sering berfikir muluk.


Tanggal 23
Al mu’minuun
Normatif, sensitif, feminim, fanatik terhadap sesuatu, mudah terpancing emosinya.


Tanggal 24
An Nuur
Mudah memberikan jalan keluar, cermat memilah masalah, pendengar setia, mudah tersinggung, suka mengungkit-ungkit, gampang menyalahkan.


Tanggal 25
Al Furqan
Punya skala prioritas, gemar membandingkan, ceplas ceplos, kurang inisiatif dan tidak banyak kemauan.


Tanggal 26
Asy Syuara
Pandai mengambil hati, suka berbelit-belit, kurang berani untuk menyampaikan keinginan, agak cerewet, tidak banyak keinginan, kurang romantis.


Tanggal 27
An Naml
Insting kuat, memiliki perencanaan yang baik, pandai memanfaatkan peluang, susah bekerja sendiri, mudah panik, tidak bisa disalahkan, mudah tersinggung, tidak bisa ditentang.


Tanggal 28
Al Qashash
Berani menyampaikan keinginan dan pendapat, memegang komitmen, mudah bergaul, tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan, pendendam, emosional, romantis, pencemburu.


Tanggal 29
Al Ankabuut
Banyak kenalan, sabar, dinamis, kurang menyukai keramaian, tidak berfikir panjang, kurang pandai memelihara jaringan, bekerja kurang sistematis, mudah tersinggung.


Tanggal 30
Ar Ruum
Optimis, banyak akal, anggun, tempramental, suka bertindak semaunya dan ingin menang sendiri, pencemburu berat, setiap kemauannya harus dipenuhi.


Tanggal 31
Lukman
Bijaksana, seorang pemimpin, melindungi komunitasnya, sabar, tekad kuat, otoriter, setiap perintahnya harus dituruti.

Silahkan kenali diri anda dan pasangan anda, sebelum terlambat...!!!!

Senin, 17 Oktober 2011

Hukum Adat dan Masyarakat Hukum Adat

Hukum Adat merupakan hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adat karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika masyarakat adat. Hukum adat berbeda dengan adat istiadat, yang dinamakan hukum adat harus mengandung sanksi tertentu, baik berupa sanksi fisik maupun denda lainnya. Dimana-mana diseluruh Indonesia orang mulai ramai membicarakan eksistensi hukum adat dan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat adat.
Hal ini membuat pemerintah mulai mengambil berbagai kebijakan terkait dengan hukum adat. Persoalan yang muncul terkait dengan ketaatan masyarakat terhadap hukum adat adalah Hukum adat kadang-kadang hanya dipandang sebagai bagian dari sistem hukum di Indonesia, tetapi penghargaan terhadap eksistensinya semakin luntur akibat kurang adanya perhatian dari pemerintah dan juga kepedulian dari masyarakat adat terutama generasi muda yang terpengaruh dengan budaya lain atau perkembangan masyarakat yang mengglobal (mendunia). Pada hal kini orang mulai mencari-cari akar budayanya untuk membangun bangsa dan negara. Contoh Jepang dan Korea Selatan yang maju dan modern tanpa meninggalkan adat dan hukum adat mereka.

http://bocahpinggiran.files.wordpress.com/2008/11/adat.jpg


Perkembangan terakhir ini memperlihatkan bahwa, fungsi dan peran hukum adat di dalam masyarakat adat, menjadi agak kendor, sehingga dapat dikatakan menjadi kurang berdaya menghadapi berbagai kebijakan pemerintah yang lebih berorientasi pada pembangunan dan pengembangan ekonomi sehingga mengabaikan prinsip-prinsip dasar dari sebuah persekutuan hukum yang sudah lama mapan, sering terabaikan.
Hukum adat adalah hukum yang sebagian besar tidak tertulis dan merupakan asas-asas atau prinsip-prinsip yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat adat, untuk mengatur hubungan-hubungan antar anggota masyarakat dalam suatu pergaulan hidup.
Hukum adat adalah bagian dari hukum yang berasal dari adat istiadat yakni kaidah-kaidah sosial yang dibuat dan dipertahankan oleh para fungsionaris hukum (penguasa yang berwibawa) dan berlaku serta dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum dalam masyarakat Indonesia.
Menurut van Vollenhoven, untuk terbentuknya hukum adat janganlah menggunakan suatu teori, tetapi haruslah melihat kenyataan. Ter Haar Bzn mengatakan bahwa hukum adat yang berlaku hanya dapat dilihat dari petugas hukum seperti kepala adat, hakim adat, rapat adat dan perabot desa melalui suatu penetapan hukum. Logeman, mengatakan peraturan itu dikatakan sebagai hukum dilihat dari aspek sanksinya. Soepomo mengatakan bahwa hukum adat adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia.
Di dalam masyarakat hukum adat yang merupakan suatu bentuk kehidupan bersama yang warga-warganya hidup bersama untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga menghasilkan kebudayaan. Ternyata kebudayaan itu ada dan terlihat pada struktur-struktur yang secara tradisional diakui untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat.
Menurut Hasairin, masyarakat hukum adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera, manua di Sulawesi Selatan, Nagari di Minangkabau, Kuria di Tapanuli adalah kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri yaitu mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa, dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya. Bentuk kekeluargaannya (patrilineal, matrilineal atau bilateral) mempengaruhi sistem pemerintahannya terutama berlandaskan atas pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil hutan dan hasil air ditambah sedikit dengan perburuan binatang liar, pertambangan dan kerajinan tangan, semua anggotanya sama dalam hak dan kewajibannya. Penghidupan mereka berciri komunal, dimana gotong-royong, tolong-menolong, sangat terasa dan semakin mempunyai peran yang besar.
Tanda-tanda yang dapat dipergunakan untuk melihat apakah masyarakat masih menggunakan hukum adat atau tidak adalah sebagai berikut :
  1. Didalam masyarakat tersebut ada aturan-aturan normatif, rumusan-rumusan dalam bentuk peribahasa atau asas-asas hukum yang tidak tertulis.
  2. Ada keteraturan di dalam melaksanakan rumusan-rumusan dalam bentuk peribahasa atau asas-asas hukum yang tidak tertulis tersebut melalui keputusan-keputusan kepala adat, musyawarah adat masyarakat adat setempat (keputusan dewan adat).
  3. Ada proses atau tata cara yang diakui masyarakat tentang penyelesaian suatu masalah khususnya suatu sengketa.
  4. Ada pengenaan sanksi maupun paksaan terhadap pelanggaran aturan-aturan normatif tersebut pada butir 1 diatas.
  5. Ada lembaga-lembaga khusus dibidang sosial, ekonomi maupun politik.
Sebenarnya negara atau pemerintah bukan sekedar meminta persetujuan atau kesepakatan, tetapi lebih dari itu harus memberikan akses yang luas kepada masyarakat adat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mereka tidak termarjinalisasi (terpinggirkan).
Masyarakat adat sebagai bagian dari struktur pemerintahan negara pada umumnya, harus diposisikan sebagai bagian integral dalam proses pembangunan. Artinya partisipasi aktif masyarakat harus direspons secara positif oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan keputusan-keputusan politik maupun hukum. Masyarakat adat jangan dibangun berdasarkan kemauan pemerintah semata-mata, tetapi harus diberikan kebebasan untuk berkreasi sesuai potensi yang dimiliki, sehingga ada keseimbangan. Kebijakan pembangunan harus integrated (terpadu) dengan tetap berbasis pada masyarakat adat yang mempunyai hukum adat, sebagai bagian dari sistem hukum nasional yang patut diakui eksistensinya.

Kamis, 06 Oktober 2011

14 Falsafah Jawi

Assalamu'alaikum wr.wb
Kita sebagai masyarakat Indonesia tentunya harus menghargai kebudayaan sendiri yang beragam. Dan ternyata banyak ilmu yang dapat kita pelajari darisana. Aku tiba-tiba mendapatkan beberapa filsafat Jawa yang berbentuk seperti pedoman atau semboyan. Dan kalau diresapi dengan seksama, sungguh luar biasa maksud yang dikandung di dalamnya yang mengandung prinsip untuk menjalani kehidupan agar sukses dan mendapatkan kebahagiaan.
Inilah 14 Falsafah Jawi tersebut:

1. "Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha". 
Artinya berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan,kekuatan,kekayaan atau keturunan, Kaya tanpa didasari kebendaan

2. "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan"
Artinya jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

3. "Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli"
Artinya bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, Cepat tanpa harus mendahului, Tinggi tanpa harus melebihi.

4. "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman"
Artinya jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut-kejut, Jangan mudah kolokan atau manja.

5. "Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman"
Artinya janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan,kebendaan dan kepuasan duniawi.

6. "Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas"
Artinya jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah,Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka, dan Barang siapa yang ragu-ragu akan binasa atau merugi.

7. "Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo"
Artinya jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah. Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

8. "Aja Adigang, Adigung, Adiguna"
Artinya jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

9. "Sing Sabar lan Ngalah Dadi kekasih Allah"
Artinya yang sabar dan mengalah akan jadi kekasih Allah.

10. "Sing Prihatin Bakal Memimpin"
Artinya siapa berani hidup prihatin akan menjadi satria, pejuang dan pemimpin.

11. "Sing Resik Uripe Bakal Mulya"
Artinya siapa yang bersih hidupnya akan hidup mulya.

12. "Urip Iku Urup"
Artinya hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat.

13. "Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti"
Artinya keberanian, kekuatan dan kekuasaan dapat ditundukkan oleh salam sejahtera.
14. "Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara"
Artinya manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka,dan serakah.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Mikul Dhuwur Mendem Jero

 Assalamu'alaikum wr wb.
Tiap peribahasa ini memiliki makna yg dalam. Tp apakah tiap peribahasa itu bisa dimaknai sesuai dengan zamannya? Atau bahkan maknanya bisa berubah, tergantung siapa yang memberi tafsiran? Bagaimana menurut Anda?
Saya yakin akan seru kalau kita berbicara ttg ini: witing trisno jalaran soko kulino. Tp kali ini saya mau membahas dulu apa makna yg ada dalam peribahasa Jawa: “mikul dhuwur “mendem jero”. Salah satu dari 14 Falsafah Jawi.
Menurut buku pepak boso jowo dan sapolo boso (ini bukan kitab suci orang Jawa kuno, ini buku pegangan untuk pelajaran Bhs Daerah Jawa saat masih SD-SMP) adalah menghormati pemimpin atau keluarga dengan mengenang jasanya dan menutupi keburukannya. Jadi orang Jawa dengan “mikul dhuwurmendem jero-nya berusaha menanamkan nilai betapa pentingnya menjaga nama baik keluarga, kelompok, atau pun bangsanya.

 Konotasi Positif
 
Mikul Dhuwur

Frasa “mikul dhuwur” arti konotasinya kira-kira memikul/menjunjung setinggi-tingginya. Makna yang terkandung di dalamnya adalah hendaknya setiap anggota keluarga- suku, bangsa, atau jenis kumpulan manusia lainnya- menjunjung tinggi–setinggi-tinggnya nama baik kelompok di muka umum. Hal ini bisa diartikan dengan mengekspos dan menghormati keunggulan-keunggulan kelompok di depan khalayak ramai.
Konsep “mikul dhuwur” seperti di atas rupanya juga dipake oleh negara-negara dalam lingkup hubungan luar negeri mereka. Ambil contoh Indonesia dengan “Visit Indonesia 2008″ atau Malaysia dengan jargon “Malaysia truly Asia”. Itu contoh politik luar negeri dua bangsa rumpun melayu dalam bidang pariwisata.
Contoh lain di bidang pendidikan.Pernah melihat poster promosi keunggulan Pendidikan Tinggi di Jerman dan Prancis. Bahkan Uni Eropa secara umum juga tidak mau kalah dalam menerapkan prinsip “mikul dhuwur” ini. Mereka menawarkan program beasiswa Erasmus Mundus untuk negara-negara berkembang–termasuk Indonesia. Penerima beasiswa ini akan mendapatkan donasi pendidikan sebanyak 21.000 euro setahun (woowww…). Mereka juga akan belajar minimal di dua negara uni eropa. Hakikatnya tetap, yaitu uni eropa (atau Ukhuwah Al Airupiah dalam bahasa Ust. Musholi ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka memiliki tingkat pendidikan yang bagus, kesolidan yg tak diragukan, dan kepedulian yang luar biasa terhadap pendidikan.
enerapan prinsip “mikul dhuwur” pada bidang pendidikan yang lain contohnya adalah gembar-gembor promosi beasiswa pemerintah Jepang yang bernama Monbukagakusho. Detailnya silakan cari sendiri.wkwkwkwkwk...

Konotasi Negatif 

Mikul dhuwur” juga diterapkan dalam bidang perfilman. Contohnya tiap seri film Rambo (jadi ingat Rambo IV yang sadis. Apapun lawannya, berapapun jumlahnya, hollywood dengan Rambo-nya ingin menunjukkan bahwa Amerika adalah bangsa yang perkasa. Kita juga bisa melihat hal sejenis di berbagai film hollywood.
Kita coba kembali ke masa lalu. Di kala Soviet masih pantas disebut berjaya. Di kala itu pula dua adikuasa mencoba me-”mikul dhuwur” ketenaran kekuatannya. Adu uji coba rudal antara USSR dan USA bukan hal yg aneh waktu itu. Ingat pula siapa yg pertama kali mengeksplorasi ruang angkasa?! Ya… seorang kosmonot Soviet. Sebuah usaha dari pemerintah Soviet untuk me-”mikul dhuwur” martabat bangsanya.
Amerika Serikat tak mau kalah. Bila Soviet menjelajahi langit, maka Amerika menjelajahi bawah laut… yang kala itu sama misteriusnya dengan ruang angkasa. Tujuannya pun sama, “mikul dhuwur” bangsanya.
Ribuan contoh akan kita temukan tentang usaha suatu negara untuk menjunjung tinggi martabat rakyat atau pemimpinnya. Tentu masih ingat dengan gelar Pemimpin Besar Revolusi, Bapak Pembangunan, Panglima Besar, dll. Bahkan tujuan pembuatan Curiculum Vitae pun adalah untuk “mikul dhuwur” di pemilik CV.
Dan… orang Jawa membahasakan itu semua dalam frasa “mikul dhuwur“. (mungkin di budaya lain prinsip seperti ini juga ada, hanya saja saya tidak tahu).
Mendem Jero
Beralih ke pasangan “mikul dhuwur“. Frasa “mendem jero” kira-kira arti konotasinya memendam/mengubur sedalam-dalamnya. Memendam/menutupi segala keburukan, aib, dan kelemahan. Dalam konotasi positif, “mendem jero” dimaknai sebagai usaha untuk menjaga nama baik keluarga, orang tua, masyarakat, atau jenis kelompok manusia lainnya.
Mendem jero” dalam konotasi negatif bisa dimaknai menutupi kekurangan yang seharusnya diketahui orang (yang seharusnya transparan).
Berbincang mengenai tutup-menutup keburukan, saya jadi teringat istilah ghibah. Saya yakin banyak yg tau apa itu ghibah. Ghibah dalam bahasa Jawa artinya ngrasani. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan membicarakan keburukan orang. Dalam kaidah bahasa Arab, ghibah itu tidak sekedar membicarakan keburukan orang. Disebut ghibah ketika orang yang dibicarakan tidak mau keburukannya diketahui orang lain atau tujuan pembicaraan tersebut bukan untuk mencari solusi.
Oleh karena itu, bukan disebut ghibah bila membicarakan orang yang bangga dengan keburukannya (agul ku payung butut kata orang Sunda) atau setidaknya tidak malu akan keburukan tersebut. Atau bila kita membahas keburukan tersebut untuk mencari solusi.
Kembali ke “mendem jero“. Prinsip “mendem jero” mengajarkan pada kita menutupi aib yang kita miliki. Di mana aib tersebut memang tak perlu diketahui orang lain. Misalnya mungkin Anda (bukan saya… hehe ) masih suka ngompol pada umur setua ini. Aib tersebut tak perlu diketahui orang lain. Apa lagi ditulis di CV . Membohongi masyarakat kah??! Tentu tidak. Kita tidak berbohong. Kita hanya tidak mengatakan seluruh kenyataan. Toh kenyataan tersebut tidak “merugikan” siapa pun.
Jadi teringat email dari seorang saudara perempuan di milis csui05 kemarin. Email tentang “keharusan” menutupi aib. Email tersebut menyebutkan bahwa Rosulullah (semoga sholawat dan salam tetap tercurah pada beliau) berwasiat kepada Saidina Ali bin Abi Tholib ra. Dalam wasiat tersebut (pada salah satu bagiannya) Rosulullah SAW mengatakan bahwa ada 3 ciri orang yang JUJUR:
1. Merahasiakan ibadahnya.
2. Merahasiakan sedekahnya.
3. Merahasiakan ujiannya yang menimpa kepadanya.
Catatan penulis : Karena orang jujur kemungkinan kecil menerima adzab maka keburukan-keburukan yang dimilikinya merupakan bagian dari ujian. Dan… sanad dari hadist tersebut tidak dicantumkan. Jadi meskipun (menurut saya) makna dari hadist tersebut luar biasa, hadist tersebut tidak bisa dijadikan dasar hukum untuk mengambil keputusan.
Inti dari menutup aib (mendem jero) adalah jangan ceritakan keburukan (kita, teman, keluarga) pada orang lain yang tidak berkepentingan dengan hal tersebut. Salah satu dua contoh yang berkepentingan di sini misalnya orang yang kita yakin bisa memberi solusi terhadap aib tersebut atau kepada orang yang akan kita pinang untuk jadi pasangan hidup(kan terus terang luar dalam…).
Mikul dhuwur mendem jero“. Adalah salah satu produk bangsa kita yang mengajarkan untuk menjunjung tinggi kehormatan dengan mengemukakan keunggulan dan menutupi keburukan. Saya yakin bahwa di setiap akar budaya suku manapun di Indonesia pasti tersimpan nilai-nilai yang luar biasa. Adakah yang mau berbagi ilmu tentang nilai-nilai itu??
Nah, kalau begitu. Mulai sekarang mari kita “mikul dhuwur “mendem jero” marang bansane” — menjunjung tinggi kehormatan bangsa kita-Indonesia. Saatnya tunjukkan pada dunia bahwa kita memang bangsa yang besar. Ok…!
Wassalamualaikum wr wb.